Tahap translasi dapat dibagi
menjadi tiga tahap seperti transkripsi, yaitu inisiasi elongasi, dan
terminasi.Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses translasi.Inisiasi dan elongasi rantai
polipeptida jga membutuhkan sejumlah energi yang disediakan oleh GTP (guanosin
triphosphat), suatu molekul yang mirip ATP.
Kode genetik dan translasi
06.49 |
KODE
GENETIK DAN TRANSLASI
A.
Kode Genetik
1.
Kode Genetik
·
Kode genetik adalah cara pengkodean urutan nukleotida
pada DNA atau RNA untuk
menentukan urutan asam amino pada saat proses
sintesis protein.
·
Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa
nitrogen pada rantai DNA yang akan
menentukan susunan asam amino.
·
Mudahnya dari susunan kode kode genetik itu ternyata
bisa digunakan sebagai bahasa
sandi antar DNA dan RNA untuk mengumpulkan
asam amino yang merupakan kumpulan 3 basa nitrogen
yang akhirnya bisa menjadi protein ( poly peptida )
Para
peneliti melakukan penelitian pada bakteri Escherichia coli
a)
mula mula digunakan basa nitrogen kode singlet (kode
yang terdiri atas satu huruf atau satu basa)maka ternyata hanya diperoleh 4 asam
amino saja yang dapat diterjemahkan padahal asam amino yang ada di alam itu
berjumlah 20 , tentu asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein yang
dihasilkan dapat digunakan lengkap
b)
kemudian para ilmuwan mencoba lagi dengan kodon duplet
(kombinasi
dua basa) dan ternyata baru dapat untuk menterjemahlkan 16 asam amino ini pun belum
cukup juga, mengingat jumlahnya 20
c)
Kemudian dicoba dengan triplet (disusun 3 basa
nitrogen) , dengan sempurna dapat menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak
mengapa sekalipun melebihi 20 asam amino dari 64 asam amino yang diterjemahkan
ada yang memiliki simbul/fungsi yang sama , maksudnya satu asam amino ada yang
disusun oleh lebih dari satu rangkaian triplet (kodon)
d)
triplet atau Kodon itu diantaranya adalah pada kodon
yang menyusun asam assparat (GAU dan GAS) sama dengan asam-asam tirosin(UAU,
UAS) sama juga dengan triptopan (UGG) dan masih banyak lagi , lihat cakram kode
genetik dibawah ini
Jadi meskipun yang terbentuk ada 64 variasi
ini tidak bermasalah karena Asam
amino yang terkodekan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein
karena dapat menggantikan asam amino yang
kemungkinan rusak selain itu dari 20 asam amino. Jumlah asam
amino ini yang melebihi jumlah 20 macam asam amino, terjadi suatu “kelimpahan”
dalam kode genetika, di mana terdapat lebih dari satu kodon memberi kode bagi
satu asam amino tertentu. Misalnya asam amino phenilalanin yang merupakan kode
terjemahan dari kodon UUU atau UUC. Istilah yang diberikan oleh para ahli
genetika pada kelimpahan semacam ini adalah degenerasi atau
mengalami redundansi. Dapat dikatakan kode genetik bersifat
degeneratif dikarenakan 18 dari 20 asam amino ditentukan oleh lebih dari satu
kodon, yang disebut kode sinonimus. Hanya metionin dan
triptofan yang mempunyai kodon tunggal. Kodon sinonimus mempunyai perbedaan
pada urutan basa ketiga.Selain itu terdapat pula kodon-kodon yang memiliki
fungsi yang sama. Misalkan fungsi kodon asam asparat (GAU dan GAS) sama dengan
fungsi kodon asam tirosin (UAU,UAS) dan juga triptopan (UGG). Hal ini justru
sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat menggantikan
asam amino yang kemungkinan rusak. Proses sintesis protein (polipeptida) baru
akan diawali apabila ada kodon AUG yang mengkode asam amino metionin, karenanya
kodon AUG disebut sebagai kodon permulaan (kode ‘start’).
Sedangkan berakhirnya proses sintesis polipeptida apabila terdapat kodon UAA,
UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan
UGA tidak mengkode asam amino apapun dan merupakan agen pemotong gen (tidak
dapat bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut sebagai kodon
terminasi/kodon nonsense (kode ‘stop’). Kode genetik berlaku
universal, artinya kode genetik yang sama berlaku untuk semua jenis makhluk
hidup. Dengan adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua
urutan basa berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon
hanyalah urutan basa yang berada di antara kodon permulaan dan kodon terminasi.
Urutan basa yang terletak sebelum kodon permulaan dan setelah kodon penghenti
tidak dibaca sebagai kodon.
Ada beberapa
hal yang penting bahwa masing masing kode itu mempunyai
karakter yang berbeda satu sama lainnya untuk peran dan nama asam amino
¨
diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong
gen atau tidak dapat bersambung lagi dengan doubel helix asam amino yang
berfungsi sebagai agen pemotong gen diantaranya (UAA, UAG, UGA) yang kemudian
ketiga kodon ini kita sebut dengan kode stop
¨
Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya: Kode
genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali dengan
SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA dan SSG) semua kodon yang diawali dengan AS
memperinci treosin (ASU, ASS, ASA, ASG).
¨
Jadi meskipun terlihat liar ternyata kalau kita
mempelajari detail ada hal-hal yang menarik. Tidak tumpang tindih, artinya
tiada satu basa tungggal pun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan
lebih dari satu kodon, sehingga 64 itu berbeda-beda nukleotidanya.
Semenjak
tahun 1960an semakin nyata bahwa ada paling sedikit tiga residu nukleotida DNA diperlukan untuk mengkode untuk masing-masing asam amino.
·
Empat huruf kode DNA (A, T, G, dan C) dalam grup dua
huruf menghasilkan 16 kombinasi yang berbeda, tidak cukup untuk mengkode 20 asam amino.
·
Empat basa tiga huruf menghasilkan 64 kombinasi yang
berbeda.
·
Genetik eksperimen awal membuktikan bahwa tidak hanya
kode genetik atau kodon untuk asam amino berupa susunan tiga
huruf (triplet) dari nukleotida
tetapi juga bahwa kodon tidak tumpang-tindih
dan tidak ada jeda antara kodon residu asam amino
yang berurutan. Susunan asam amino protein kemudian digambarkan oleh suatu susunan yang linier dari kodon triplet
yang berdekatan.
·
Kodon yang pertama pada susunan menetapkan suatu
kerangka pembacaan(reading frame),
di mana kodon yang baru memulai pada
setiap tiga residu nukleotida.
·
Pada skema ini, ada tiga kerangka pembacaan yang
mungkin untuk setiap urutan DNA yang diberi, dan masing-masing
secara umum akan memberi \suatu urutan berbeda terhadap kodon.
Tabel. Kode Genetik
Karakter kode genetik :
Kode genetik
ini mempunyai banyak sinonim, sehingga hampir semua asam amino dinyatakan oleh
lebih dari sebuah kodon. Contohnya , tiga asam amino (arginin, serin dan leusin) masing-masing
mempunyai 6 kodon sinonim.
Tetapi untuk
banyak kodon sinonim yang menyatakan asam amino yang sama, dua basa permulaan
dan triplet adalah tetap sedangkan basa ketiga dapat berlainan. Contohnya , semua kodon yang dimulai dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS,
SSA dan SSG) dan semua kodon yang dimulai dengan AS memperinci treonin (ASU,
ASS, ASA dan ASG).
Fleksibilitas
dalam nukleotida dari suatu kodon ini dapat menolong membuat sekecil mungkin
akibat adanya kesalahan.
Tidak ada tumpang tindih, artinya tiada satu basa
tunggal pun yang dapat mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu
kodon, sehingga 64 kodon itu semua berbeda-beda nukleotidanya.
Kode genetik dapat mempunyai dua arti, yaitu kodon
yang sama dapat memperinci lebih dari satu asam amino. Contohnya, kodon UUU
biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila ada streptomycin dapat
pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atau serin.
Kode genetik tidak mempunyai tanda untuk menarik
perhatian, artinya tiada sebuah kodon pun yang dapat diberi tambahan tanda
bacaan.
Kodon AUG
disebut juga kodon permulaan, karena kodon ini memulai sintesa rantai
polipeptida.
Beberapa kodon
dinamakan kodon non-sens (tak berarti) karena kodon-kodon ini tidak merupakan
kode untuk salah satu asam amino pun, misalnya UAA, UAG dan UGA.
Kode genetik itu ternyata universal karena kode yang
sama berlaku untuk semua macam mahluk hidup.
Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam
amino tertentu dinyatakan sebagai kodon.Kode genetika bersifat degeneratif
dikarenakan 18 dan 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon,
yang disebut kodon sinonimus.Hanya metionin dan triptofan yang memiliki kodon
tunggal. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan.
Kodon sinnonimus memiliki perbedaan pada urutan basa
ketiga.
B. Pengertian
Translasi
Translasi
adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada pada molekul mRNA oleh tRNA menjadi
rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein.
Dalam proses translasi, sel
menginterpretasikan suatu kode genetik menjadi protein yang sesuai.Kode geneti
tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul RNAd, interpreternya
adalah RNAt.RNAt mentransfer asam amino-asam amino dari kolam asam amino di
sitoplasma ke ribosom.Molekul RNAt tidak semuanya identik.Pada tiap asam amino
digabungkan dengan RNAt yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut
aminoasil-RNAt sintetase ( aminoacyl-tRNA synthetase ).Ribosom memudahkan
pelekatan yang spesifik antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd selama sintesis
protein.Sebuah ribosom tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar dan
subunit kecil. Subunit ribosom dibangun oleh protein-protein dan
molekul-molekul RNAr.
C. Tahap-tahap Translasi
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA,
sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit
ribosom. mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA masuk ke
ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3
urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang
untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang
dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana tusuknya
adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan
kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal
kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang.
tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan
perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama
sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan
molekul-molekul RNA ribosomal.
2. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino
ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus
bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA,
yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam amino
serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan
serine membentuk dipeptida. Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan
kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam
amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan
dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian
seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom,
yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi
polipeptida. Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon
molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA
yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi
kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar
berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang
menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
Kompleks inisiasi bergabung dengan subunit
besar ribosom (50S), dan metionil-tRNAfMet terikat
pada tapak P. Berpasangannya triplet kodon inisiasi pada mRNA dengan
antikodon pada metionil-tRNAfMet di tapak P
menentukan urutan triplet kodon dan aminoasil-tRNAfMet
berikutnya yang akan masuk ke tapak A. Pengikatan aminoasil-tRNAfMet
berikutnya, misalnya alanil- tRNAala, ke tapak A memerlukan
protein-protein elongasi EF-Ts dan EF-Tu. Pembentukan ikatan
peptida antara gugus karboksil pada metionil-tRNAfMet
di tapak P dan gugus amino pada alanil-tRNAala di tapak A
dikatalisis oleh enzim peptidil transferase, suatu enzim yang terikat
pada subunit ribosom 50S. Reaksi ini menghasilkan dipeptida yang terdiri atas
f-metionin dan alanin yang terikat pada tRNAala di tapak A.
Langkah berikutnya adalah translokasi,
yang melibatkan:
(1)
perpindahan f-met-ala- tRNAala dari
tapak A ke tapak P dan
(2)
pergeseran posisi mRNA pada ribosom sepanjang tiga
basa sehingga triplet kodon yang semula berada di tapak A masuk ke tapak
P.
Dalam contoh
ini triplet kodon yang bergeser dari tapak A ke P
tersebut
adalah triplet kodon untuk alanin. Triplet kodon berikutnya, misalnya penyandi
serin, akan masuk ke tapak A dan proses seperti di atas hingga translokasi akan
terulang kembali. Translokasi memerlukan aktivitas faktor elongasi berupa
enzim yang biasa dilambangkan dengan EF-G.
Pemanjangan atau elongasi rantai
polipeptida akan terus berlangsung hingga suatu tripet kodon yang menyandi terminasi memasuki tapak A.
3. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut
hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG,
dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal
untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses”
menjadi protein.
D. Performance
Ribosom
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2074687-proses-proses-translasi-inisiasi-elongasi/ (Hariyati dkk,2010)
Diunduh pada
hari Minggu, 29 April 2012)
(Achmad,2011)
Diunduh pada
hari Kamis, 3 Mei 2012)
http://substansigenetika.net/wp/tag/2-translasi/ (Desy,2010)
Diunduh pada hari Minggu, 29 April
2012)
Di unduh pada hari
Kamis, 3 Mei 2012)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar